Trik Mengasah dan Mempertajam Intuisi Bisnis

Keinginan sudah sangat menggebu untuk membuka peluang usaha baru, namun Anda masih ragu untuk segera memulainya. Atau, niat berbisnis masih jalan di tempat, lantaran Anda masih bingung bagaimana menangkap peluang dan menarik sebanyak mungkin pelanggan atas barang atau jasa yang Anda tawarkan.

Suryono Ekotama, direktur Smartpreneur Business Club, dalam bukunya Berbisnis dengan Otak Kanan, menjelaskan, banyak cara untuk memulai bisnis. Cara yang Anda pilih bukan sekadar untuk memulai, tetapi juga untuk menajamkan intuisi dalam berbisnis, sehingga Anda dapat mengembangkan usaha menjadi lebih besar lagi.

Dengan beragam pilihan sarana yang ada, Anda bisa mengasah bakat wirausaha dengan cara berikut:

1. Membaca buku-buku bisnis
Buku bisnis praktis yang ada sekarang ini ditulis dengan bahasa yang mudah dimengerti, dan dilengkapi dengan bonus CD jika Anda ingin mendengar versi audionya. Bidang usaha yang ditawarkan pun banyak macamnya. Pilihlah buku dengan bidang yang sesuai pilihan Anda, lalu pelajari tip-tip praktis yang disediakan.

2. Mengikuti diskusi, talk show, atau seminar bisnis
Mulailah mencari jadwal diskusi, talk show, atau seminar bisnis, dimana saja. Dari berbagai tema seminar yang diadakan, Anda bisa mengikuti perkembangan tren bisnis saat ini. Seminar semacam ini biasanya juga dihadiri para pemula di bidang bisnis. Anda bisa mengetahui apa saja problem yang mereka hadapi saat terjadi tanya-jawab.

Banyak hal lain yang menguntungkan bisa Anda peroleh dari mengikuti seminar, di antaranya:
* Mendapat ilmu seputar bisnis.
* Menambah pengalaman, setidaknya dari pengalaman narasumber, bagaimana menjalankan bisnisnya.
* Mendapatkan ide dan inspirasi yang bisa memompa semangat.
* Menambah banyak kenalan, sehingga membuka peluang untuk menjadi partner bisnis.
* Mengenalkan usaha Anda, dengan berbagi kartu nama dan presentasi singkat tentang karakter bisnis Anda.
* Konsultasi gratis dengan berbagai pihak yang lebih berpengalaman dalam berbisnis.

3. Mencari mentor
Keteladanan menjadi kebutuhan yang juga penting. Dengan adanya role model Anda bisa menemukan semangat, ilmu, serta pengalamannya bertahan. Cara mendapatkan mentor adalah dengan membuka pergaulan seluas-luasnya. Di antaranya dengan mengikuti berbagai kesempatan diskusi, talk show, atau seminar.

Menjalin hubungan baik juga penting. Dengan kedekatan tersebut Anda bisa dengan mudah untuk meminta waktu berbincang seputar dunia usaha. Karena biasanya, pebisnis sukses sangat terbatas waktunya. Suatu keberhasilan jika Anda bisa berbagi ilmu, dan membuka peluang hubungan bisnis baru (business to business).

4. Terjun langsung
Setelah belajar, mempersenjatai diri dengan pengetahuan bisnis, kini saatnya memulai. Modal nekad memang bisa menjadi pemicu. Tentu saja sertai perhitungan yang matang berdasarkan ilmu yang telah Anda serap sebelumnya, ditambah modal usaha, persiapan, dan relasi yang cukup luas. Berhasil membuka usaha dan terus belajar adalah perjalanan sepanjang hidup untuk menyempurnakan bisnis.

5. Mengikuti training atau pelatihan bisnis
Tidak berbeda jauh dengan kegiatan sebelumnya seperti seminar, pelatihan juga punya kontribusi besar untuk kemajuan bisnis Anda. Melalui pelatihan, Anda bisa mendapatkan ilmu bisnis praktis dengan waktu lebih banyak. Memang, Anda harus membayar cukup mahal untuk mendapatkan ilmu tersebut. Namun, anggaplah biaya training sebagai investasi awal untuk memancing lebih banyak lagi materi dari bisnis yang akan Anda kembangkan nantinya.

Trik Mempopulerkan Rumah Makan Anda

Melakukan riset dan persiapan matang sebelum membangun bisnis memang penting. Namun menghabiskan waktu berlama-lama dengan melakukan riset, membuat perhitungan keuangan, mencari lokasi paling tepat, juga akan membuat bisnis tak juga terealisasi. Hal ini juga berlaku saat Anda berniat membangun bisnis kuliner.

Simak pengalaman "Rangga Umara (30), selama tiga tahun membangun 14 cabang Pecel Lele Lela, rumah makan yang berusaha "mengangkat derajat" pecel lele.

"Segera mulai, dan belajar dari kekurangan, kesalahan, lalu fokus menjadi nomor satu atau setidaknya menjadi yang terbaik. Bisnis tidak akan bisa mulai jika berlama-lama dengan riset," tegas Rangga pada Kompas Female.

Apa saja yang harus diperhatikan dalam membangun bisnis kuliner? Pria yang mengembangkan rumah makan Pecel Lele Lela dalam hitungan bulan ini membagi konsep empat kuadran makanan yang menjadi kunci suksesnya:

1. Common
Cari pasar yang sudah ada, karena mencoba membangun pasar baru membutuhkan biaya yang lebih besar. Dengan demikian, investasi akan lebih aman. Konsumen juga memutuskan mencari tempat makan yang sudah mereka kenali jenis dan rasanya. Spesialisasi pun harus diperhatikan untuk menjadi nilai jualnya. Jika mencoba menjual sesuatu yang berbeda dari yang biasa (common), jangan heran jika kemudian konsumen meragu, dan rumah makan sepi pengunjung.

2. Sense
Makanan enak sangat ampuh menarik pengunjung. Strategi yang bisa digunakan dalam rangka memancing selera makan adalah memberikan sense kepada pengunjung. Misalnya, biarkan aroma hidangan saat dimasak tercium pengunjung. Display makanan juga memberi pengaruh besar. Caranya, pajang logo atau foto menu yang menggugah selera. Jangan menyepelekan kekuatan word of mouth. Pengunjung yang puas dengan layanan Anda, akan memberikan promosi gratis lewat perbincangan dengan orang lain. Kemudian, usahakan agar restoran selalu terlihat ramai, karena 70% konsumen akan memilih tempat yang ramai untuk makan.

3. Price
Saat selera makan pengunjung sudah tergugah berkat menu dan aroma makanannya, saatnya memancing dengan harga. Bantu pengunjung untuk memilih makanan, apalagi jika menu tersebut mampu menarik mata. Setelah itu, harga menjadi pertimbangannya. Pasang harga dengan tulisan besar di spanduk utama di depan rumah makan, agar pengunjung bisa mengukur isi kantongnya sekaligus menentukan dimana mereka makan.

4. Destination
Pastikan konsumen sudah memilih rumah makan sejak meninggalkan rumah. Artinya, dalam pikirannya sudah ada nama rumah makan Anda ketika memutuskan makan di luar. Ini bisa terjadi jika nama dan merek rumah makan sudah populer di kalangan penikmat makanan. Logo yang menarik atau apa pun yang menjadi daya tarik harus diciptakan. Tentu saja popularitas bisa datang dari mana saja, termasuk media. "Tren sudah bergeser saat ini, konsumen tak mencari sekadar enak tetapi juga eye catching," kata Rangga.

Powered by Blogger